“Malang atau beruntung? Aku tidak tahu...........”
  • Home
  • My Profile
  • Trik-Tips Blog
  • Lowongan
  • Links
  • Theme Lib
    • About me
    • Contact me
    • Visit my blog

Sabtu, 29 Oktober 2011

Basmalah, dalam Agama Lain

Bismillahi arrahmani arrahimi adalah salah satu dari ayat Al Qur’an yang paling populer, serta paling sering dibaca oleh umat manusia. Bagi kaum muslimin yang menjaga shalat lima waktu, maka minimal dia akan membaca 17 kali ayat ini di dalam surat Al-Fatihah. Ayat ini adalah ayat pertama dari surat tersebut.Di dalam Al-Qur’anul karim, basmalah sudah dikenal ribuan tahun sebelum Nabi Muhammad dilahirkan, ayat bismillahi arrahmani arrahimi tersebut tercantum dalam surat An-Naml, ketika Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam. mengirimkan surat kepada ratu Balqis, penguasa kerajaan Saba’ di Yaman. Ketika itu Ratu Balqis membaca surat Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam yang dilemparkan oleh seekor burung hud hud. Dan, sang ratu sangat terkejut serta kagum ketika membaca surat tersebut. Kemudian, dia pun berkata: “Ya Ayyuhal malaw inni ulqiya ilayya kitabun karim” (wahai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang karim).
Kata “karim” biasanya diterjemahkan orang dengan arti mulia. Padahal di dalam bahasa Arab, kata “karim” juga biasa digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang sangat indah, bagus dan sempurna sesuai dengan objek yang disifatinya. Sebagai contoh misalnya perkataan ‘rizqun karim’artinya adalah rezeki yang mulia, banyak jumlahnya, halal dan memuaskan orang yang menikmatinya. Sedangkan perkataan ‘zawjun karim’ artinya adalah pasangan atau istri yang setia, cantik melayani suami dengan baik, menggembirakan hati, menyenangkan, serta penuh kasih sayang. Begitu juga dengan surat yang karim dari Nabi Sulaiman kepada ratu Balqis itu bermakna; surat yang sampulnya bagus, isinya bagus, ringkas dan indah, tulisan bagus dan indah, bahasanya ringkas dan padat.
Pada beberapa tahun yang lalu di Habibie Center, Jakarta, ada sebuah pertemuan Interaction Council yang diikuti oleh beberapa orang tokoh dari berbagai agama dan negara. Dari India tampil seorang Resi yang bernama Swami Agnivish yang beragama Hindu. Pemaparan beliau dimulai dengan menjelaskan intisari dari Bismillahi arrahmani arrahimi. Hampir seluruh peserta yang hadir terkejut. Namun beliau kembali menegaskan bahwa kandungan ayat tersebut telah dikenal dalam agama Hindu selama ribuan tahun meskipun dengan lafazh yang berbeda.
Para pembaca tidak perlu heran, sebab agama Hindu juga adalah salah satu dari agama langit. Di dalam kitab Veda ada disebutkan beberapa kali nama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang diramalkan akan muncul sebagai Nabi akhir zaman. Sedangkan ‘Dewa Utama’ dalam agama Hindu bernama Brahma yang asalnya dari akar kata Abraham dalam bahasa Ibrani. Kemudian ditulis menjadi Brahma dalam bahasa Sansekerta. Sedangkan istri beliau yang cantik jelita bernama Sarah yang dalam bahasa Sansekerta menjadi Dewi Sarah tertulis Saraswati. (Wati artinya sama dengan Dewi).
Dalam sebuah Hadits Nabi pada kitab Qishash al Anbiya, Syaikh Ibnu Katsir menjelaskan bahwa kecantikan ‘Dewi’ Sarah adalah seperti kecantikan 1/3 dari seluruh kecantikan wanita sedunia yang dikumpulkan menjadi satu untuk dirinya seorang. Betapa cantiknya Dewi Sarah itu. Dari keterangan ini tidaklah heran bila dalam agama Hindu mereka mengenal ayat Bismillahi arrahmani arrahimi.
Peserta dari Srilangka bernama DR. AT Ariyatratna yang beragama Buddha juga menekankan pentingnya menghayati pesan dari Bismillahi arrahmani arrahimi Menurut beliau semua agama yang ada di dunia ini memang mengenal dan memahami kalimat suci yang istimewa ini.
Baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan kepada semua kaum muslimin untuk membaca Bismillahi arrahmani arrahimi sebelum memulai setiap pekerjaan apa saja. Bahkan Beliau menekankan bahwa setiap pekerjaan akan menjadi cacat tanpa kalimat ini dibacakan terlebih dahulu.
Berbeda dengan shalawat atas Nabi, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memang memberi perintah kepada kaum muslimin untuk bershalawat atas Nabi, dimana sebelumnya dijelaskan bahwa Allah dan Malaikat pun bershalawat atas diri Nabi yang mulia. Tetapi, Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak mencontohkan lafazh shalawat itu kepada kita. Sedangkan Bismillahi arrahmani arrahimi diperintahkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala secara tersirat pada surat yang pertama kali turun yaitu ayat“Iqra’ bismirobbikalladzi khalaq” (bacalah dengan menyebut nama Tuhan-Mu yang menjadikan). Meskipun demikian Allah Subhanahu Wa Ta’ala mencontohkan di dalam Al-Qur’anul Karim dengan memulai membaca surat yang ada dengan kalimat suci ini (kecuali hanya pada surat At-Taubah saja yang tidak memakai basmalah).
Seseorang yang memulai pekerjaannya dengan basmalah (dengan nama Allah) itu dapat berarti sekurang-kurangnya tiga maksud.
Yang pertama, saya memulai pekerjaan ini dengan nama Allah.
Yang kedua, saya memohon pertolongan dengan nama Allah untuk melaksanakan pekerjaan ini. Artinya saya yakin tidak dapat melaksanakan pekerjaan tersebut tanpa pertolongan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala;
Yang ketiga, saya melakukan pekerjaan ini atas nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala, artinya motivasi saya bekerja semata-mata demi Allah dan karena Allah saja.
Kalaulah makna-makna seperti yang di atas tertanam dalam hati setiap kaum muslimin dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan, maka mustahil lah seorang mukmin itu sampai hati untuk melakukan perbuatan maksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kenapa hari ini banyak kaum muslimin yang terjatuh ke dalam lembah maksiat? Jawabnya tidak lain karena lemahnya pengaruh Allah di dalam hatinya. Dan, lalainya mereka dari membaca basmalah ketika memulai setiap pekerjaan sebagai “pengendalian diri” dari segala maksiat yang ada.
Perlu diketahui bahwa jika kita sebagai seorang muslim telah mengetahui dengan jelas bahwa pekerjaan yang akan dilakukan adalah sebuah perbuatan maksiat, namun kita dengan sengaja membaca basmalah sebelum mengerjakannya, jatuhlah kita ke dalam kemurtadan.
Tegasnya, orang yang berzina kemudian dengan sengaja membaca basmalah, menjadi murtadlah dia. Begitu juga dengan orang yang mencuri, korupsi, minum khamar (mabuk), merampok, dan lain-lainnya, kemudian mereka dengan sengaja membaca basmalah diawal pekerjaannya, maka menjadi murtadlah mereka dari Islam. Semoga kita dapat membumikan basmalah serta memahami makna yang ada di dalamnya. Amin.
Wallahu a’lam bishshowab

Ziarah Kubur & Hubungan Dengan Si Mayit

Di dalam aqidah Ahlusunnah wal Jama’ah diyakini sejak zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sampai zaman kini, bahwa orang yang sudah mati itu masih mempunyai hubungan dengan orang yang hidup. Pada sisi orang yang masih hidup jelas mereka memiliki kasih sayang kepada orang yang sudah mati, terutama ahli keluarga dan sanak famili mereka. Disisi lain, orang-orang yang sudah mati masih mengharapkan adanya doa untuk mereka setelah mereka dikuburkan, dan masih mengharapkan pertolongan dengan orang-orang yang mereka cintai yang masih tinggal dan hidup di atas dunia ini.Ada banyak sekali hadis-hadis yang menceritakan akan pentingnya ziarah kubur dan mendoakan orang-orang yang sudah mati itu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri pada awal-awal Islam memang pernah ‘dilarang’ Allah untuk menziarahi kubur, akan tetapi kemudian larangan itu di-mansukh-kan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Dengan demikian, pelarangan terhadap kaum muslimin untuk melakukan ziarah kubur telah dihapuskan. Justru kemudian hukum Islam yang berlaku adalah bahwa ziarah kubur itu sunnat karena diperintahkan oleh Nabi dengan seizin Allah.
Hal ini tergambar pada hadis Nabi yang berbunyi: “Dulu aku melarang kamu berziarah kubur, namun sekarang berziarah kuburlah kamu sekalian.” (H.R. Muslim).
Dengan demikian, maka hadis Nabi yang mengatakan “Sesungguhnya Allah melaknat wanita-wanita yang ziarah kubur” menjadi terhapus (mansukh) hukumnya, alias tidak dilarang lagi. Hal ini terbukti dengan adanya kisah dari Rasulullah di mana Baginda Rasul pernah melihat seorang wanita yang menangis di sisi kuburan keluarganya. Dan, saat itu Nabi hanya memerintahkan wanita itu untuk bertakwa dan bersabar saja. (H.R. Bukhari Muslim).
Jika seandainya wanita diharamkan berziarah kubur, maka sudah pasti Nabi akan menyuruh perempuan itu pulang dan meninggalkan kuburan keluarganya tersebut, dan bukannya menyuruh wanita itu untuk bersabar, tanpa memerintahkannya pergi dari kuburan tersebut. (lihat Majmu’ Syarah Muhadzdzab, Imam Nawawi, jilid 6 halaman 439, cetakan Abbas bin Ahmad Baz, Mekkah, 2002).
Dalam hadis yang lain, Sayyidatuna Aisyah pernah bertanya tentang doa yang akan beliau baca saat ziarah kubur dan Nabi mengajari Sayyidah Aisyah doa itu untuk diamalkan saat melakukan ziarah kubur (H.R. Muslim).
Ini juga merupakan bukti lain bahwa Nabi tidak melarang Sayyidah Aisyah berziarah kubur. Padahal dimaklumi bahwa Sayyidah Aisyah itu seorang wanita pula. Di sisi lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri sering sekali melakukan ziarah kubur.
Diriwayatkan juga dalam kitab Majmu’ Syarah Muhadzdzab, bahwa Siti Aisyah sering melihat baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada malam hari dari kejauhan sedang berziarah kubur di Baqi’, sebuah bukit di dekat Masjid Nabawi dan rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam (H.R. Muslim dan Nasa’i).
Dalam hal ini Nabi mengajarkan doa-doa yang sunnat dilakukan oleh orang yang berziarah. Selain doa juga disunatkan mengucapkan salam kepada ahli kubur itu. Telah sepakat Imam Syafi’i dan seluruh sahabat beliau bahwa sunnat hukumnya membacakan ayat al-qur’an yang mudah bagi peziarah, berdoa di sisi kuburnya serta berdoa atas mayit.
Perlu dicatat, jika seandainya orang yang sudah mati itu tidak mampu mendengar dan melihat kedatangan orang yang menziarahi kuburnya, untuk apa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kita mengucapkan salam kepada mereka yang sudah mati itu?
Dan untuk apa pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan salam kepada mereka yang sudah mati andaikata orang-orang yang sudah mati itu tidak dapat mendengar dan melihat orang-orang yang menziarahinya?
Dalam sebuah hadis diceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajari orang-orang manakala pergi ke kuburan hendaklah mengucapkan ucapan sebagai berikut: “Keselamatan atas kamu, wahai para penghuni kubur dari kalangan mukminin dan muslimin. Sesungguhnya Insya Allah kami juga akan menyusul kamu. Dan kami memohon ‘afiat kepada Allah untuk kami dan kamu sekalian.” (H.R. Muslim, shahih).
Dalam hadis lain diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa beliau pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang apa yang diucapkan Nabi pada saat memohon ampunan untuk penghuni kubur. Nabi menjawab ucapkanlah: “Keselamatan atas kamu para penghuni kubur dari kalangan mukminin dan muslimin. Mudah-mudahan Allah merahmati orang-orang terdahulu dari kami dan orang-orang yang terkemudian. Sesungguhnya kami juga insya Allah akan menyusul kamu.” (H.R. Muslim, kitab Al-Janaiz, jilid 2 halaman 669).
Orang Mati Mengenal dan Bisa Berkata Kepada Orang yang Hidup
Syeikh Ibnu Qayyim al Jauzi dalam kitab ar-Ruh menceritakan betapa orang yang sudah mati masih dapat mengenali orang-orang yang hidup yang datang menziarahi kubur-kubur mereka.
Al-Hafidh Abi Muhammad mengungkapkan bahwa Abu Umar bin Abi Darr telah menerangkan sebuah hadis yang bersumber dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu.
Dalam hadis ini diungkapkan bahwa Nabi telah bersabda: “Tiadalah seseorang melewati kuburan sesama mukmin yang mana orang itu dikenalnya, seraya mengucapkan salam kepada orang mukmin yang mati yang dikenalnya itu, melainkan orang yang mati itu pasti mengenal orang yang memberikan salam kepadanya dan membalas ucapan salamnya itu.”
Hadis yang senada dengan ini ada diriwayatkan secara marfu’ dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Dengan tambahan “Jika orang itu tidak mengenal si penghuni kubur, namun dia tetap mengucapkan salam kepada ahli kubur itu, maka si penghuni kubur itu hanya akan membalas salamnya saja.” (lihat kitab ar-Ruh, Ibnu Qayyim Al-Jauzi, halaman 6 dan 7, cetakan Darul Fikri, Beirut, 1989).
Dalam hadis lain Rasulullah bersabda: “Tiadalah seseorang yang menziarahi kubur saudaranya seraya duduk di dekat kuburnya itu, melainkan penghuni kubur akan merasa senang kepadanya sehingga orang itu beranjak pergi dari kuburnya.” (H. R. Imam Abu Dawud, lihat kitab Al-Manasik jilid 2 halaman 224).
Riwayat ini menunjukkan bahwa ziarah kubur itu menyenangkan hati para ahli kubur!
Di dalam hadis yang lain juga ada diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Tidaklah seseorang yang menyampaikan salam kepadaku (setelah aku wafat) melainkan Allah akan mengembalikan roh-ku sehingga aku pun bisa membalas salam orang tersebut.” (H.R. Imam Abu Dawud, Lihat kitab Al-Manasik, jilid 2 halaman 224).
Dari keterangan di atas jelaslah bagi kita bahwa ziarah kubur itu bermanfaat untuk diri kita sebagai pengingat akan kematian dan melembutkan jiwa nurani kita sehingga kita lebih mudah mendekatkan diri kepada Allah, takut kepada Allah, dan terhenti dari berbuat maksiat kepada Allah.
Sementara hadis terakhir membuktikan kepada kita bahwa Nabi di dalam kuburnya pasti masih hidup karena seluruh dunia ada 1,5 milyar kaum muslimin yang setiap detik, setiap saat senantiasa dan tidak pernah berhenti mengucapkan salam kepada baginda Rasulullah saw.
Sungguh malang orang yang beranggapan bahwa orang yang sudah mati terputus hubungannya dengan orang yang masih hidup.
Dengan faham yang keliru ini, betapa banyak kita lihat sekarang ini kuburan-kuburan kaum muslimin terlantar dengan rumput-rumput lebat dan tebal yang menghiasi kuburan mereka.
Kenapa hal ini bisa terjadi?
Tidak lain jawabnya karena ahli keluarga, anak dan cucunya, memahami bahwa hubungan telah putus dengan si mati. Jadilah kuburan keluarga mereka terlantar dan tidak terurus, sebab merasa mengurus kubur dan menziarahinya adalah sebuah perkara yang sia-sia, tidak ada manfa’atnya sama sekali!
Banyak orang hari ini mengatakan buat apa ziarah kubur, toh kita dapat saja mendoakan keluarga kita yang sudah wafat dari mana saja tanpa mesti susah-payah mendatangi kubur mereka!
Dalam hal ini mestilah dilihat bahwa berdoa dan ziarah adalah dua hal yang berbeda, merupakan dua amal yang berbeda pula.
Benar, bahwa berdoa untuk mayit dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja tanpa memandang tempat. Jika doanya dilakukan dengan ikhlas, pasti akan terkabul dan didengar Allah. Namun, ziarah kubur tidak sama dengan doa untuk mayit.
Berdoa adalah satu perintah tersendiri. Sedangkan berziarah kubur adalah satu perintah yang lain lagi (H.R. Imam Ahmad, Muslim dan Ibnu Majah).
Jika kita berziarah kubur kemudian berdoa di sisi kuburnya, maka kita sudah melakukan dua perintah Nabi sekaligus. Pertama ziarah, dan kedua berdoa!
Kasihan dan sungguh malang nasib mereka para ahli kubur yang meninggalkan anak cucu berpaham keliru tentang hubungan orang yang hidup dan orang yang mati.
Di mana dalam pandangan mereka orang mati sudah putus hubungan sama sekali dengan orang yang hidup. Jadilah kubur mereka terlantar mengenaskan, karena bertahun-tahun tidak diziarahi dan diurus oleh keluarga mereka.
Padahal kubur Bapak Nabi masih ada dan terurus di Jalan Thuwa, Madinah, sementara kubur Ibu Nabi masih ada dan terurus di Abwa’, 120 Kilometer dari Madinah (Dan, ini sudah berlangsung 1400 tahun lebih).
Sementara Nabi, menurut hadis shohih pernah menziarahi kubur bapak-ibu beliau dengan izin Allah. Kubur Imam Syafi’i juga masih diurus orang di Kairo, Mesir.
Kubur Ibnu Taimiyah, Syekh besar Salafi juga masih terurus di Heran. Begitu juga kubur para Syekh, Ulama, dan Raja Saudi Arabia semuanya terurus rapi dan masih diziarahi oleh para pengikut, serta anak cucu mereka.
Jika demikian, alangkah malangnya andai di Indonesia ada yang menganggap bahwa ziarah kubur hanyalah perbuatan sia-sia, mubazir, bahkan salah satu sarana kemusyrikan pula, sehingga akibatnya, berpuluh-puluh tahun leluhur mereka menangis dan kesepian di dalam kubur, sebab tidak pernah sekalipun diziarahi anak-cicitnya……!
Wallahu a’lam bisshowab

Jumat, 28 Oktober 2011

Kemuliaan Wanita

Kaum feminis bilang susah jadi wanita (baca: muslimah), lihat saja peraturan dibawah ini:
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.
4. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung Dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.
7. Talak terletak di tangan suami Dan bukan isteri.
8. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid Dan nifas yang tak Ada pada lelaki. .
Itu sebabnya banyak yang berpromosi untuk “MEMERDEKAKAN WANITA”. and look,,,, .
1. Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman Dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak Akan dibiarkan terserak bukan? Itulah perbandingannya dengan seorang wanita.
2. Wanita perlu taat kepada suami. Bahwa sesungguhnya lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya.
3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi bahwa harta itu menjadi milik pribadinya Dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya. Sementara apabila lelaki menerima warisan, ia perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri Dan anak-anak.
4. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan mempertanggungjawab kan terhadap 4 wanita, yaitu : isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki, yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya Dan saudara lelakinya.
5. Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ia mati karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya.
6. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, yaitu: shalat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.
7. Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya, serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.
Masya ALLAH!
Demikian sayangnya ALLAH pada wanita.
Ingat firmanNya, bahwa mereka tidak akan berhenti melakukan segala upaya, sampai kita ikut/tunduk kepada cara-cara/peraturan yang diproduct.
Bahwa sebagai dzat yang Maha Pencipta, yang menciptakan kita, maka sudah pasti Ia yang Maha Tahu akan manusia, sehingga segala hukumNya/peraturanN ya, adalah YANG TERBAIK bagi manusia dibandingkan dengan segala peraturan yang dibuat manusia. Jagalah isterimu karena dia perhiasan, pakaian dan ladangmu, sebagaimana Rasulullah pernah mengajarkan agar kita (kaum lelaki) berbuat baik selalu (gently) terhadap isterimu.
Adalah sabda Rasulullah bahwa ketika kita memiliki dua atau lebih anak perempuan, mampu menjaga dan mengantarkannya menjadi muslimah Yang baik, maka surga adalah jaminannya. Berbahagialah wahai para muslimah. Tunaikan dan menegakkan agamamu, niscaya surga menanti.

Segelas Susu

Suatu hari, seorang anak miskin yang berjualan dari rumah ke rumah untuk membiayai sekolahnya merasa sangat lapar tapi hanya mempunyai uang satu sen. Ia memutuskan untuk minta makan di rumah berikutnya, namun segera kehilangan keberaniannya ketika seorang gadis cantik telah membukakan pintu. Sebagai gantinya ia minta air.Gadis itu melihat bahwa si anak kecil tampak kelaparan, ia lalu membawakannya segelas besar susu. Anak itu pun meminumnya perlahan-lahan.
“Berapa harus kubayar segelas susu ini?” kata anak itu.
“Kau tidak harus membayar apa-apa,” jawab si gadis. “Ibu melarangku menerima pembayaran atas kebaikan yang kulakukan.”
“Bila demikian, ku ucapkan terima kasih banyak dari lubuk hatiku.”
Howard Kelly lalu meninggalkan rumah itu.
Ia tidak saja lebih kuat badannya, tapi keyakinannya kepada Alloh dan kepercayaannya kepada sesama manusia menjadi semakin mantap. Sebelumnya ia telah merasa putus asa dan hendak menyerah pada nasib.
Beberapa tahun kemudian gadis itu menderita sakit parah.
Para dokter setempat kebingungan sewaktu mendiagnosa penyakitnya. Mereka lalu mengirimnya ke kota besar dan mengundang beberapa dokter ahli untuk mempelajari penyakit langka si pasien. Dokter Howard Kelly akhirnya dipanggil ke ruang konsultasi untuk dimintai pendapat.
Ketika mendengar nama kota asal si pasien, terlihat pancaran aneh di mata Dokter Kelly.
Ia segera bangkit lalu berjalan di lorong rumah sakit dengan berpakaian dokter untuk menemui si pasien. Dokter Kelly segera mengenali wanita sakit itu. Ia lalu kembali ke ruang konsultasi dengan tekad untuk menyelamatkan nyawanya.
Sejak hari itu Dokter Kelly memberikan perhatian khusus pada kasus si pasien. Setelah dirawat cukup lama, akhirnya si pasien bisa disembuhkan. Dokter Kelly meminta kepada bagian keuangan agar tagihan rumah sakit diajukan kepadanya dahulu untuk disetujui sebelum diserahkan kepada si pasien.
Nota tagihan pun kemudian dikirimkan ke kantor Dokter Kelly. Ia mengamati sejenak lalu menuliskan sesuatu di pinggirnya. Tagihan itu kemudian dikirimkan ke kamar pasien.
Si pasien takut membuka amplop nota tagihan karena yakin bahwa untuk dapat melunasinya ia harus menghabiskan sisa umurnya.
Akhirnya, tagihan itu dibuka dan pandangannya segera tertuju pada tulisan di pinggir tagihan itu :
Telah dibayar lunas dengan segelas susu
Tertanda
DR. Howard Kelly

Air mata bahagia membanjiri mata si pasien. Ia berkata dalam hati,“Terima kasih Alloh, cinta-Mu telah tersebar luas lewat hati dan tangan manusia.”